BAB I
PENGANTAR
LATAR BELAKANG
Pembelajaran di dalam kampus hanya terbatas pada pemahaman teori dan apalikasi yang terbatas pada pemahaman global dalam sebuah proses perencanaan yang baik tanpa melihat kendala-kendala di lapangan, pada kenyataan proses alur kerja. Proses perencanaan tidaklah selalu sama dengan teori yang didapat di bangku kuliah, ada tahapan-tahapan yang harus dilalui terlebih dulu dalam proses tersebut. Salah satu strategi dasar pembangunan pendidikan adalah peningkatan mutu pendidikan, mutu pendidikan harus selalu ditingkatkan seiring perkembangan dunia global dan salah satu upaya untuk mencapai mutu yang baik diperlukan strategi perencanaan, pengelolaan, dan pengembangan bengkel yang bermutu pula. Perencanaan (planing) sangatlah penting karena disini semua cetak biri (blue print) tentang masa depan bengkel ditulis dalam sebuah gambaran mini sehingga deskripsi tentang bengkel bisa tergambar dengan jelas. Hal ini memudahkan bagi pemilik bengkel untuk mengembangkan, menjalankan, dan membuat strategi-strategi baru guna meniigkatkan kuallitas bengkel tersebut.
Untuk melakukan langkah-langkah strategi di atas, harus mempertimbangkan dan melibatkan baik secara langsung maupun tidak langsung unsur-unsur terkait, antara lain: unsur pengelola (institusi), unsur pelaku (peserta praktik), unsur pengguna (masyarakat) unsur pendukung (Pemerintah/orang tua). Unsur penelola disini yang dimaksut adalah unsure pemilik institusi bengkel tersebut, unsur ini dianggap penting karena pihak inilah yang menjadi penyebab utama berdirinya bengkel, tanpa unsur ini maka mustahil bengkel aka nada.
Unsur pelaku praktik adalah peserta didik yang berasal dari kampus maupun sekolah kejuruan. Peserta didik ini sengaja diutus guna belajar lebih dalam tentang bagaimana kondisi real di lapangan untuk menyesuaikan dengan tori yang di dapatkan di sekolah dengan dunia kerja. Unsur yang tak kalah pentingnya adalah pemerintah dan orang tua, pemerintah berfungsi sebagai penyedia bantuan berupa tenaga kependidikan, pegawai kependidikan, serta sarana dan prasana yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar, serta pembuat kebijakan yang menghubungkan antara dunia pendidikan dan dunia industry, masyarat sebagai pendukung untuk kegiatan kontrol dalam pelaksanaan belajar mengajar dan proses praktik di dunia industry.
Untuk langkah-langkah strategis perencanaan bengkel harus memperhatikan hal-hal berikut:
1. Kebutuhan/tuntutan pasar (demand driven)
2. Standar kompetensi yang harus dicapai
3. Komponen pendukung pencapaian standar kompetensi.
TUJUAN
1. Mahasiswa dapat merencanakan penyelanggaraan bengkel
2. Mahasiswa dapat mengelola bengkel
3. Mahasiswa dapat mengembangkan bengkel
BAB II
HASIL PENGAMATAN
Bengkel yang diteliti adalah bengkel yang terletak di Jalan Bendungan Sutammi N0.41 H Malang, nama bengkel yang diteliti adalah Surya Motor. Adapun data-data yang diperoleh selama hasil dari kegiatan penelitian adalah senbagai berikut:
A. Latar belakang berdirinya Bengkel
1. Alasan berdirinya bengkel
Alasan berdirinya bengkel adalah murni untuk kegiatan usaha. Kegiatan usaha yang digerakkan oleh bengkel ini berupa perbaikan (servis) sebagai kegiatan utamannya dan penjualan suku cadang (spare part) sebagai kegiatan usaha penunjang bengkel ini. Namun seiring perkembangannya bengkel ini juga menerima siswa SMK yang ingin melaksanakan PKL (praktek kerja lapangan).
2. Modal awal bengkel
Modal awal pendirian bengkel ini adalah Rp. 300.000.000, yang digunakan untuk pembelian gedung (bangunan), peralatan, fasilitas dan anggaran karyawan serta hal-hal lain yang berkaitan dengan oprasional awal berdirinya bengkel. Surya Motor berdiri pada tahun 2005.
3. Tenaga kerja awal
Tenaga awal berdirinya bengkel ini adalah 3 orang yang semuanya lulusan SMK. Hingga saat ini total karyawan mencapai 6 orang, proses perekrutan karyawan bengkel adalah dengan melakukakan uji coba (OJT) langsung oleh pemilik bengkel.
4. Penetapan lokasi
Lokasi bengkel surya motor berada di jalan Bendungan Sutammi N0.41 H malang
B. Kondisi saat ini
1. Perkembangan omzet
Perkembangan omzet tidak diketahui secara pasti karena pemilik sendiri tiidak menyebutkannya.
2. perkembangan tenaga kerja
Perkembangan tenaga kerja dari awal berdiri pada tahun 2005 hingga 2010 adalah 3 orang. Berawal dari didirikannya yakni 3 orang dan sekarang menjadi 6 orang karyawan.
3. perkembangan luasan bengkel
Surya Bengkel tidak membuka cabang di tempat lain dengan alasan keuangan yang terjadi pada pemilik bengkel.
C. Beberapa kendala/persoalan yang muncul
1. Man
Kendala yang dihadapi oleh fihak pemilik bengkel adalah kurangnya kedisiplinan tenaga kerja. Kedisiplinan menjadi prioritas utama pada bengkel ini karena bengnkel ini mewajibkan karyawannya bekerja selama 8 jam dalam seharii.
2. Material
Tidak ada hambatan dalam hal material karena berdasarkan pengamatan dan pengakuan pemilik bengkel bahwa alat-alat yang digunakan untuk perbaikan kendaraan cukup memadai dan lengkap.
3. Money
Tidak ada hambatan dalam hal keuangan
4. Upaya jalan keluarnya
Upaya yang dilakukan untuk lebih mendisiplinkan pegawai bengkel adalah dengan memberikan reword dan punishment bagi karyawan, bagi yang melanggar akan mendapatkan hukuman, dan begi yang berprestasi akan mendapatkan hadiah.
D. Lay out ruangan
1. Penerangan yang digunakan untuk bengkel ini adalah lampu dan penerangan alami berupa sinar matahari. Lampu diletakkan di dalam toko dan bengkel perbaikan menggunakan penerangan sinar matahari. Bengkel ini terdiiri dari dua tempat yakni toko untuk menjual peralatan motor dan bengkel jasa untuk perbaikan motor.
2. Tata letak peralatan bengkel berdasarkan fungsinya, kunci diletakkan bersamaan dengan kunci, SST (service special tools) beersamaan dengan SST
3. Letak penempatan barang-barang yang dijual berdasarkakn jenisnya, pelumas diletakkan dengan pelumas, asesoris diletakkan dengan asesoris, roda diletakkan dengan roda, dll.
E. Struktur organisasi
Struktur kerja yang digunakan pada bengkel ini sangat sederhana terdiri dari pemilik bengkel dan 6 orang karyawan
F. Pengelolaan limbah
Maintenance and Repair limbah dilakukan pada limbah yang bisa di daur ulang seperti oli bekas, besi-besi bekas, dan plastic. Semuanya tidak bisa didaur ulang dan di perbaiki oleh bengkel sendiri sehingga bengkel mengirimnya ke pengumpul barang-barang bekas untuk selanjutnya dibawa ke pabrik peleburan.
I. PENDAHULUAN
1.1 Ruang Lingkup Mesin-mesin Non-Konvensional
Industri manufaktur dewasa ini menuntut kecepatan produksi yang tinggi akibat persaingan global. Kecepatan produksi, akurasi dan kepresisian juga sangat dituntut sebagai bentuk kualitas produk. Oleh karena itu, mesin-mesin non-konvensional telah menggantikan peranan mesin-mesin konvensional yang semakin dirasakan keterbatasannya. Beberapa jenis mesin non-konvensional antara lain mesin dengan erosi bunga api (Electrical Discharge Machining), mesin dengan berkas laser (Laser Beam Machining), mesin dengan jet air (Water Jet Machining) mesin pemotong (Wire Cut Machining), mesin ukur koordinat CMM (Coordinate Measuring Machine), mesin Plasma Arc, mesin CNC dan lain-lain.
Mesin-mesin tersebut di atas dinamakan mesin-mesin perkakas berbasis pengendali/pengontrol numeris atau NC (Numerical Control) yang memerlukan berbagai perangkat lunak berupa program dalam pengoperasiannya, misalnya program Sistem Operasi (Operating System), program-program Kelengkapan (Utility Programs), dan program-program Aplikasi Khusus (Special Application Programs) bagi komputer pengontrolnya.
Mesin-mesin CNC merupakan kelompok mesin yang digolongkan sebagai mesin-mesin non-konvensional karena dalam pengoperasiannya dikendalikan melalui program yang diakses dengan komputer. Di era komputerisasi ini mesin-mesin perkakas berbasis komputer kemajuannya sangat pesat karena dituntut untuk mampu membuat produk dengan kecepatan produksi yang tinggi dengan ketelitian dan kualitas yang maksimal. Saat ini penggunaan mesin-mesin CNC sudah bukan sesuatu yang asing bagi dunia Industri, karena mesin tersebut merupakan asset vital yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan produk massal atau pembuatan komponen-komponen lainnya yang memerlukan tingkat ketelitian (accuracy) dan kepresisian (precision) yang tinggi.
Teknologi komputer yang digunakan dalam proses produksi meliputi perangkat keras dan lunak (hardware dan software) yang dirangkaikan dengan mesin sedemikian rupa untuk memproses data masukan dan sebagai alat pengendali pergerakan tools dari mesin perkakas serta merupakan pengontrol proses sistem permesinan secara keseluruhan yang sangat akurat dan presisi, sehingga mesin-mesin non-konvensional ini dapat bekerja dengan produktif dan penggunaannya lebih fleksibel.
Mesin-mesin non-konvensional yang digunakan pada proses permesinan (Manufacturing Process) dimulai dari penanganan bahan baku seperti pemotongan bahan, proses pengerjaan produk, sampai dengan proses finishing dan pengukuran dimensi produk. Penggunaan mesin-mesin modern seperti ini sangat berbeda dengan mesin-mesin konvensional, karena mesin-mesin ini dapat bekerja secara mandiri atau dilengkapi dengan peralatan bantu seperti robot menjadi satu set mesin produksi (Machining Cell).
Beberapa machining cell dapat digabung dengan peralatan transportasi otomatik atau peralatan mekanik lainnya menjadi suatu sistem terpadu yang lebih fleksibel. Sistem terpadu ini diterapkan pada industri-industri manufaktur modern yang dikenal dengan nama FMS (Flexible Manufacturing System).
Konsep dasar dari proses produksi dalam suatu industri manufaktur modern dimulai dari ide/konsep suatu produk dituangkan ke dalam perancangan teknik (Engineering Design) yang diikuti dengan penggambaran atau drafting, dimana proses perancangan teknik dan drafting termasuk dalam kelompok CAD (Computer Aided Design). Selanjutnya dibuat perencanaan proses (Process Planning) dan penjadwalan (Scheduling) yang dikelompokkan ke dalam CAPP (Computer Aided Process Planning) baru kemudian dilakukan proses permesinan (Manufacturing Process). Produk yang dihasilkan harus melalui pemeriksaan kualitas (Quality Control) sebelum dijual ke pelanggan atau pasar. Siklus proses produksi tersebut dapat dilihat urut-urutannya dalam gambar berikut.
Produk yang dihasilkan tidak selamanya harus baru, akan tetapi umumnya merupakan modifikasi dari produk-produk sebelumnya. Dalam hal ini dikenal 4 (empat) jenis tahapan dalam proses produksi, yaitu:
1. Imitasi
2. Modifikasi
3. Inovasi
4. Invensi
Imitasi, adalah tahapan tiruan produk asli yang umumnya dilakukan dengan cara membuat produk sejenis dengan karakteristik yang diusahakan sama dengan produk aslinya. Pembuatan produk imitasi secara massal terutama ditujukan untuk alih teknologi dan memenuhi kebutuhan pasar akan produk-produk dengan harga yang lebih murah (industri manufaktur di negara , , dan ).
Modifikasi, adalah tahapan perbaikan produk sebelumnya agar menjadi produk yang lebih baik. Perbaikan-perbaikan yang dilakukan untuk mengatasi kekurangan-kekurangan produk sebelumnya menyangkut segi bentuk atau dimensi maupun fungsi dari produk tersebut.
Inovasi, adalah tahapan pengembangan baru atau terobosan baru, berdasarkan produk yang sudah mengalami perbaikan atau modifikasi, akan tetapi produk tersebut lebih disempurnakan lagi sehingga pengembangan pembuatan produk baru ini dapat dapat melahirkan suatu produk dengan sistem baru, seperti penggunaan secara manual menjadi otomatis.
Invensi, adalah tahapan pembuatan produk yang baru samasekali, belum pernah dibuat sebelumnya, dan biasanya teknologi produk baru ini memiliki keunggulan jauh lebih baik dibandingkan produk sebelumnya. Produk temuan baru ini pada umumnya didaftarkan pada Paten industri.
1.2 Pengertian mesin-mesin CNC
Pengertian singkat mesin CNC dapat kita lihat dari arti CNC itu sendiri, yakni Computer Numerically Controlled sehingga dapat diartikan sebagai suatu mesin yang dikontrol oleh komputer dengan menggunakan bahasa pemograman numerik (angka dan huruf) sebagai perintah gerakan.
Mesin CNC adalah mesin perkakas yang pengoperasiannya dikendalikan melalui program yang diakses dengan komputer. Secara garis besar program permesinan berupa input data yang diolah pada software komputer diteruskan ke unit pengendali yang berfungsi mengubah sinyal elektronik menjadi gerakan mekanis, kemudian gerakan tersebut diteruskan ke mesin perkakas untuk melakukan operasi permesinan.
Untuk mengoperasikan mesin CNC diperlukan suatu pengetahuan bahasa pemrograman yang dimengerti oleh mesin CNC itu sendiri karena mesin CNC tidak memahami bahasa manusia. Oleh karena itu, kita harus menyusun data masukan secara teratur dalam bahasa pemrograman yang dipahaminya agar mesin CNC dapat memproses informasi data yang diberikan.
Pengoperasian mesin CNC akan berjalan secara otomatis dari awal hingga selesai apabila kita memasukkan data pemrograman dengan benar, karena semua data yang masuk akan tersimpan di memori komputer. Data-data program yang dimasukkan adalah data program perintah gerakan permesinan yang telah tersusun dengan bahasa pemrograman yang benar. Bahasa pemrograman yang digunakan berupa bahasa numerik, yaitu kombinasi huruf dan angka yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat mesin CNC tersebut.
Pemrograman yang dibuat bermakna kita memberikan data kepada computer yang dapat dipahami olehnya. Dengan kata lain, kita menyuapi computer, menyusun data dalam urutan yang teratur dan dalam bahasa pemrograman yang dikenali dan dipahaminya sehingga dapat memproses data tersebut.
1.3 Sejarah Perkembangan
Tahun 1952 adalah awal penggunaan mesin perkakas yang dikendalikan dengan program yang dikenal dengan NC (Numerically Controlled). Dimulai di Amerika Serikat oleh John Pearson dan Massachusset Institute of Technology yang bekerja untuk US Air Force pada tahun 1970 merupakan era baru dalam perkembangan mesin NC tersebut.
Seiring dengan perkembangan teknologi semikonduktor/mikroprosesor, maka berkembang pula sistem kendali/kontrol yang diterapkan. Selanjutnya terciptalah sistem kendali yang berbasis komputer yang kemudian dikenal dengan nama mesin CNC (Computerized Numerically Controlled Machine). Berbeda dengan pendahulunya, pada mesin-mesin CNC ini telah digunakan mikroprosesor yang dapat mengakses data jauh lebih banyak dan lebih cepat.
Perkembangan selanjutnya dikenal mesin-mesin DNC (Direct Numerically Controlled) dan ANC (Adaptive Numerically Controlled) yang lebih canggih dan terintegrasi untuk produksi massal pada indusrtri-industri besar.
Pada awal perkembangannya, mesin-mesin CNC merupakan mesin yang tergolong langka dan sangat mahal harganya, akan tetapi saat ini penggunaan mesin-mesin CNC di industri manufaktur cenderung semakin meluas. Hal ini dikarenakan:
Tuntutan kualitas produksi
Tuntutan produktivitas
Harga mesin yang semakin murah
Dibandingkan dengan mesin perkakaks konvensional yang digerakkan secara
manual atau semi otomatis maka mesin CNC mempunyai beberapa kelebihan, antara lain:
Teliti (accurate)
Tepat (precision)
Luwes (flexibility)
Cepat (productive)
Sama halnya dengan mesin perkakas konvensional, banyak ragam mesin CNC sesuai dengan fungsi serta proses permesinan yang dilaksanakan antara lain:
1. Mesin Bubut (Turning)
2. Mesin Frais (Milling)
3. Mesin Cutter (Boring)
4. Mesin Bor (Drilling)
5. Mesin Gerinda (Grinding) dsb
Dewasa ini telah banyak pabrik pembuat mesin yang mengeluarkan produk mesin CNC dengan berbagai merek misalnya:
1. EMCO (Austria)
2. SIEMEN, FANUC PFAUTER (Jerman)
3. MIKRON RISCHKA CSEPEL (Hungaria)
4. TOYODA MITSUBISHI NISSINBHO (Jepang)
5. CELTIC (Belgia) dsb
Bahkan Indonesia pun sudah merintis pembuatan mesin CNC, hasil kerjasama antara PT. PINDAD dan FANUC. Produknya adalah mesin CNC dengan merek dagang FANUC.
Mesin CNC Emco buatan negara Austria, secara garis besar terdiri dari:
1. Unit Pelatihan (Training Unit) yaitu:
a. Compact 5
b. TU-2A
c. TU-3A
2. Unit Produksi (Production Unit), yaitu:
a. Kecil: 1). ET-120
2). VMC-100
b. Menengah: 1). PU-2A dan PU-3A
2). ET 242 dan VMC 200
c. Besar: 1). ET 360
2). VMC 400 dsb
Pada materi pembelajaran mata kuliah Teknik Produksi PNC-I ini pembahasan dibatasi pada mesin CNC turning dan milling Training Unit (TU-2A dan TU-3A), sedangkan pembahasan mesin CNC turning dan milling Production Unit (ET-120/242 dan VMC 100/242) dibahas pada mata kuliah Teknik Produksi PNC-II.
1.4 Prinsip Kerja dan Komponen Utama Mesin CNC
Secara garis besar prinsip kerja mesin CNC meliputi 3 (tiga) bagian utama, yaitu (1) program permesinan, berupa input data yang tersusun dan teratur sebagai perintah gerakan pahat untuk diolah pada software komputer sesuai bahasa pemrograman mesin yang selanjutnya diteruskan ke bagian (2) unit pengendali, yang berfungsi mengubah sinyal elektronik menjadi gerakan mekanis, kemudian gerakan tersebut diteruskan ke bagian (3) mesin perkakas, untuk mengeksekusi gerakan pahat berupa operasi permesinan.
Masukan berupa input data pemrograman diproses pada bagian penyimpan data kemudian keluaran data melalui prosesor. Bila dilakukan proses permesinan dengan menekan tombol start, maka pada bagian memori Eprom akan memberikan sinyal ke prosesor untuk diteruskan ke memori Ram. Setelah data tersimpan pada Ram diteruskan ke prosesor yang berfungsi mengontrol dan mengkoordinir data, selanjutnya diteruskan ke unsur keluaran antar komponen berupa sinyal elektronik yang diubah menjadi gerakan mekanis yang tertentu sesuai data pemrograman, seperti besar dan arah putaran spindel utama, pergerakan eretan membawa pahat dan seterusnya ke alamat (adress) yang dituju, yaitu titik-titik koordinat sumbu X dan Y untuk mesin turning, atau koordinat sumbu X, Y, dan Z untuk mesin milling.
Setelah selesai mengeksekusi satu blok program, maka data selanjutnya dikonfirmasi ke prosesor untuk mengeksekusi blok program berikutnya sampai semua data masukan diselesaikan.
Sebagai ilustrasi, gambar berikut menjelaskan secara kronologis proses pengoperasian mesin CNC yang dimulai dari masukan data sampai eksekusi program per blok yang ditandai dengan tampilan pembacaan digital pada monitor.
1. Bagian Mekanik
Adalah semua komponen mekanis yang fungsi utamanya berkaitan langsung dengan proses permesinan. Komponen tersebut antara lain kepala tetap, kepala lepas, landasan mesin, eretan, motor penggerak, pemegang pahat, poros penghantar, unit transmisi dan sebagainya.
2. Bagian Pengontrol
Adalah komponen mekanis yang fungsi utamanya untuk mengendalikan dan mengatur berlangsungnya proses permesinan. Terdiri atas panel kontrol dengan berbagai saklar dan tombol yang berfungsi antara lain mengaktifkan mesin, memutar dan mengatur putaran spindel utama, menggerakkan eretan, memutar tool turret, membuat dan mengontrol program, mengatur pelayanan disket dan sebagainya.
Fungsi-fungsi di atas dapat dilaksanakan karena adanya peralatan elektronika di dalam panel berupa modul-modul papan rangkai (board). Modul-modul tersebut antara lain CPU board, main spindle board, power supply board, step motor board, disk drive board dan sebagainya
Bagian di dalam komputer yang terpenting adalah CPU (Central Processing Unit) karena disinilah semua masukan diproses. Selain CPU ada bagian penting lain bernama memori yang berfungsi sebagai tempat menyimpan data. Terdapat dua jenis memori:
1. Rom/Eprom (Read Only Memory/Erasable Programmable Read Only Memory) adalah tempat untuk menyimpan data secara permanen sehingga tidak mudah hilang.
2. Ram (Random Access Memory) adalah tempat menyimpan data sementara, yaitu data-data yang akan diakses.
BAB III
KESIMPULAN HASIL ANALISA
Bengkel Surya Motor adalah bengkel yang menggabungkan dua usaha sekaligus yakni bengkel jasa dan bengkel penjualan. Hal ini bisa dilihat dari opresional bengkel yang melayani servis dan perawatan kendaran bermotor dan juga melayani penjualan suku cadang, asesoris, pelumas kendaraan bermotor. Bengkel ini juga termasuk bengkel lepas dan bukan termasuk jenis bengkel dealer maupun aotorizhed.
Bengkel service yang terdapat di Jl.Bendungan Sutami No.15 A Malang ini memiliki omset yang cukup besar. Toko tempat penjualan sparepart pun juga sudah terlihat besar. Untuk lebih meningkatkan kenyamanan dari pelanggan, maka akan lebih baik jika lay out dari bengkel ini diperbaharui yaitu dibuatkan ruangan tersendiri. Untuk penyimpanan alat juga dibuatkan gudang tersendiri sehingga managemen yang terdapat di bengkel ini bisa terlihat teratur dan rapi. Karena bengkel ini sudah memiliki tempat yang strategis, maka jika di dukung dengan managemen bengkel yang lebih baik lagi bengkel ini akan meningkatkatkan jumlah pelanggan. Hal ini disebabkan bengkel ini memiliki harga yang terjangkau dan harga sparepart yang relative lebih murah dari pada harga sparepart yang terdapat di bengkel resmi.
artkel yang bagus dan sangat bermanfaat untuk saya
BalasHapuswww.sepatusafetyonline.com