KACA (GLASS)
1. Pendahuluan
Pernahkah kita tahu bagaimana proses pembuatan kaca
sehingga hal tersebut dapat kita manfaatkan sekarang ? Khususnya untuk kaca
datar maka ada beberapa proses yang dilakukan agar bisa nampak seperti sekarang
ini. Pengerjaannya samaseperti kaca lengkung yang saat ini kita manfaatkan
untuk kaca mobil, etalase dan kaca lengkung rumah. Ternyata proses pembuatan
kaca dari awal hingga akhir tidak semudah hasil yang telah kita lihat, namun
ada beberapa tahap yang harus dilalui hingga berbentuk seperti
sekarang ini.
Kaca adalah salah satu produk industri
kimia yang paling akrab dengan kehidupan kita sehari-hari.Tetapi seberapa
banyakkah yang kita ketahui tentang senyawa unik ini?Dimakalah yang
singkat Inilah beberapa fakta tentang kaca, bagaimana sejarah awalnya kaca,
siapa yang menemukannya dan pada zaman apa pula?terdiri dari bahan apa saja sih
kaca?bagaimana cara pembuatannya atau pengolahannya?bagaimana
sifat-sifatnya?serta apa saja macam-macamnya?dan bagaimana pemaanfaatan kaca
pada zaman yang serba modern ini?
Untuk memenuhi tugas mata kuliah pengetahuan bahan
teknik, kelompok kami (kelompok 4), menyajikan sedikit ilmu mengenai
pengetahuan bahan teknik yaitu kaca(glass). Semoga bermanfaat.
2. Sejarah Kaca
Seni membuat gelas
merupakan salah satu pencapaian yang pernah ditorehkan peradaban Islam di era
keemasan.Jauh sebelum Islam ada, industri gelas telah dikembangkan peradaban
Mesir, Mesopotamia dan Suriah. Namun, pada era kejayaan Islam, industri gelas
tumbuh pesat di sejumlah kota Muslim.Menurut Ahmad Y al-Hassan dan Donald R Hill dalam bukunya bertajuk Islamic Technology: An Illustrated History, pada era kekhalifahan, industri gelas tak hanya tumbuh subur di sentra-sentra produksi peninggalan peradaban lama. Sentra industri gelas juga bermunculan di sejumlah kota Muslim lainnya.
”Temuan gelas peninggalan Muslim yang kini tersebar di berbagai Museum di dunia mencerminkan karakter gelas yang unik dari tiap pusat pembuatan,” papar al-Hassan dan Hill. Salah satu gelas berkualitas tinggi yang sangat masyhur pada abad ke-9 M dibuat di kota Samarra – sekarang Irak.
Namun, papar al-Hassan, Samarra bukanlah satu-satunya kota penghasil gelas berkualitas tinggi di wilayah Irak. Di kawasan itu juga terdapat sentra produksi gelas terkemuka seperti Mosul, Najat dan Baghdad. ”Di Suriah, gelas dari Damaskus terkenal sepanjang sejarah Islam, meski terdapat pusat-pusat pabrikasi lain di Aleppo, Raqqa, Armanaz, Tyre, Sidon, Acre, Hebron dan Rasafa,” ungkap al-Hassan.
Di kawasan Mesir juga bermunculan pabrik gelas, seperti di Iskandariah dan Kairo.Wilayah lainnya yang dikuasai Islam yang terkenal sebagai produsen gelas adalah Persia, Spanyol dan Afrika.Menurut al-Hassan, gelas buatan Suriah tetap menjadi primadona, sampai berkembangnya industri gelas di Venesia pada abad ke-13 M.
Berkembangnya industri gelas di dunia Barat tak lepas dari pengaruh dari dunia Islam. Menurut al-Hassan dan Hill, peradaban Barat melakukan transfer teknologi pembuatan gelas dari dunia Islam. Pada abad ke-11 M, para perajin gelas asal Mesir sempat mendirikan pabrik gelas di Corinth, Yunani.
Alih teknologi pembuatan gelas dari dunia Islam ke Barat juga terjadi pada abad ke-13 M, ketika penjajah Mongol membawa begitu banyak perajin gelas dari Damaskus dan Aleppo untuk dipekerjakan di pusat pembuatan gelas di Barat. ”Transfer teknologi juga terjadi paska-Perang Salib,” tutur al-Hassan dan Hill.
Pembuatan gelas akhirnya dikuasai Venesia pada abad ke-13 M, setelah disepakatinya perjanjian pengalihan teknologi yang disusun Bohemond VII, pengeran titular dari Antioch dan Doge of Venice, pada Juni 1277 M. ”Melalui perjanjian itu, rahasia pembuatan gelas dibawa ke Venesia, bahan baku dan perajin diimpor dari Suriah.”
Setelah menguasai teknologi pembuatan gelas, Venesia berupaya menjaga rahasia teknologi itu dengan ketat.Venesia melakukan monopoli pembuatan gelas di Eropa.Baru pada abad ke-17 M, teknologi pembuatan gelas diketahui Prancis.Fakta itu membuktikan bahwa jauh sebelum Barat menguasai teknologi pembuatan gelas, peradaban Islam telah lebih dulu menggenggamnya.
Seakan ingin menutupi keberhasilan yang pernah dicapai umat Islam, para ahli gelas di Barat selalu menonjolkan kemewahan seni pembuatan gelas di Eropa.Padahal, teknologi dan teknik pembuatan kaca atau gelas yang dikuasai Barat, saat ini, merupakan hasil transfer pengetahuan dan teknologi dari dunia Islam.
“Apa yang dilakukan para ahli kaca atau gelas Barat sungguh tak adil, karena menyembunyikan nilai-nilai seni gelas Islami serta menihilkan pencapaian yang sesunguhnya,” cetus Norman A Rubin dalam tulisannya berjudul Islamic Glass Treasure: The Art of Glassmaking in the Islamic World.
Berbicara mengenai sejarah seni pembuatan kaca atau, papar Rubin, prestasi gemilang yang telah ditorehkan dunia Islam tak bisa dilupakan.Para seniman Muslim telah memberi sumbangan yang begitu besar dalam pembuatan gelas. Menurut Rubin, para seniman Muslim itu telah menciptakan bentuk dan pola baru dalam teknik pembuatan kaca atau gelas.
“Para seniman Muslim telah melahirkan ruh serta semangat artistik baru dan pendekatan seni Islam,” ungkap Rubin. . Stefano Carboni dan Qamar Adamjee dari The Metropolitan Museum of Art dalam tulisannya berjudul Glass from Islamic Lands memaparkan, dari abad ke-7 hingga 14 M, produksi gelas didominasi oleh negeri-negeri Islam.
Tak cuma itu, inovasi serta teknologi yang digunakan untuk memproduksi gelas atau kaca di era kekhalifahan begitu sangat tinggi.“Inilah fase yang gemilang dalam seni pembuatan gelas serta kaca,” papar Stefano dan Qamar Adamjee.Teknik serta teknologi pembuatan gelas yang diciptakan peradaban Islam dapat dipelajari dengan lebih baik berdasarkan teknik manipulasinya.
Beragam teknik pembuatan gelas di dunia Islam yang mudah dipelajari itu begitu berpengaruh terhadap dunia Barat.Pada abad ke-17 M, peradaban Barat menyerap beragam teknik pembuatan gelas itu dari peradaban Islam.Sayangnya, setelah menguasai teknik dan teknologi pembuatan kaca atau gelas, peradaban Barat lalu berupaya menyembunyikan pencapaian yang ditotehkan umat Islam.
Sejarah mencatat, sejak abad ke-9 M, seni pembuatan kaca di dunia Islam sudah menemukan bentuknya dan mulai berani tampil beda. Laiknya pembuatan keramik, dekorasi arsitektur dan barang-barang dari kayu, seni pembuatan gelas pada era kekuasaan Dinasti Abbasiyah mulai menampakkan rasa serta nilai-nilai seni Islam.
Meski proses imitasi dari gelas Romawi masih berlangsung, namun para seniman Muslim mulai mengembangkan pembuatan kaca serta gelas dengan corak dan gaya artistik yang khas, yakni menonjolkan nilai-nilai keislaman. Elif Gokcidge dalam tulisannya bertajuk Fragile Beauty Islamic Glass, ciri khas teknik utama pembuatan gelas atau kaca pada periode itu adalah kaca dekorasi relief-cut dengan teknik cold-cut.
Para seniman Muslim mencoba menampilkan efek cameo (batu berharga yang latar belakangnya berwarna lain). Selain itu, gels yang dibuat juga sudah memiliki dua lapis warna berbeda. Corning Ewer merupakan salah satu gelas cameo yang sangat Indah yang diciptakan para seniman Muslim.
Memasuki
abad ke-11 M, barang pecah belah yang berwarna-warni serta dilapisi hiasan
mulai nge-trend di dunia Islam.Hiasan dalamgelas pada era itu tak hanya dicetak
namun juga sudah dipahat.Motif bunga-bunga serta gambar hewan dan manusia
menjadi ciri khas hiasan pada kaca atau gelas di abad itu.
Salah satu pencapaian yang terpenting
dalam sejarah pembuatan kaca atau gelas di dunia Islam terjadi pada abad ke-13
M. Kala itu, secara mengejutkan para seniman pembuat gelas di Mesir dan Suriah
sudah mempu membuat kaca atau dengan dilapisi warna-warna polychrome untuk
pertama kalinya.Pada abad ke-14 M, terjadi perubahan pada cita rasa artistik kaca atau gelas Islam.Pola serta corak bunga-bunga dan geometrisnya lebih menonjol.Hal itu sangat tampak dari beragam perabotan pecah-belah yang dihasilkan pada era kekuasaan Dinasti Mamluk yang berkuasa di wilayah Mesir dan Suriah.Cita rasa artistik gelas serta kaca yang lebih menonjolkan corak flora dan geometris itu tampak pada lampu gantung, vas bunga, serta botol-botol yang diproduksi saat itu.
Tiga Ilmuwan Penemu Teknologi Pembuatan Gelas
1. Abbas Ibnu Firnas (810-887)
Nama lengkapnya adalah Abbas Qasim Ibnu Firnas.Orang Barat biasa memanggilnya dengan sebutan Armen Firman.Sejatinya, dia begitu populer sebagai perintis dalam dunia penerbangan. Ilmuwan yang terlahir di Ronda, Spanyol pada tahun 810 M itu dikenal sebagai oahli dalam bidang kimia dan memiliki karakter yang humanis, kreatif, dan kerap menciptakan barang- barang berteknologi baru saat itu.
Salah satu penemuannya yang terbilang amat penting adalah pembuatan kaca silika serta kaca murni tak berwarna.Ibnu Firnas juga dikenal sebagai ilmuwan pertama yang memproduksi kaca dari pasir dan batu-batuan.Kejernihan kaca atau gelas yang diciptakannya itu mengundang decak kagum penyair Arab, Al-Buhturi (820-897).described the clarity of such glass, “Its colour hides the glass as if it is standing in it without a container.”[44]
Sarjana Muslim yang hobi bermain musik dan berpuisi itu hidup pada saat pemerintahan Khalifah Umayyah di Andalusia. Pada tahun 852, di bawah pemerintahan khalifah baru, Abdul Rahman II, Ibnu Firnas membuat pengumuman yang menghebohkan warga Cordoba saat itu dia melakukan ujicoba terbang dari menara Masjid Mezquita dengan menggunakan `sayap’ yang dipasangkan di tubuhnya.
2. Jabir Ibnu Hayyan
Tak kurang dari 200 kitab berhasil dituliskannya.Sebanyak 80 kitab yang ditulisnya itu mengkaji dan mengupas seluk-beluk ilmu kimia.Atas prestasinya itu, ilmuwan kebanggaan umat Islam yang bernama lengkap Abu Musa Jabir Ibnu Hayyan itu didapuk sebagai pelatak dasar kimia modern.
Ilmuwan yang terlahir di Tus, Khurasan, Iran pada 721 M itu juga turut berkontribusi mengembangkan kaca atau gelas.Pada abad ke-8 M, ahli kimia itu secara mengejutkan telah menjelaskan tak kurang dari 58 resep orisinil untuk memproduksi gelas atau kaca berwarna.Rumus pembuatan kaca berwarna itu dituliskannya dalam dua kitab yang dituliskannya selama hidup.
Dalam Kitab al-Durra al-Maknuna atau The Book of the Hidden Pearl , dia mengupas sebanyak 46 rumus atau formula untuk memproduksi kaca atau gelas dari sudut pandang kimia. Sebanyak 12 resep atau rumus pembuatan kaca atau gelas lainnya dipaparkan Ibnu Hayyan dalam Kitab Al-Marrakishi.
3. Ibnu Sahl
Nama lengkapnya dalah Abu Sa`d al-`Ala’ ibnu Sahl (940-1000). Dia adalah ahli matematika Muslim sekaligus insinyur yang mengkaji studi tentang optik.Dia mendedikasikan dirninya di Istana kehalifahan di Baghdad. Sekitar tahun 984, dia menulis risalah berjudul On Burning Instrument .Dialah ilmuwan yang pertama kali menjelaskan tentang cermin parabola.Atas kontribusinya itu, dunia Islam tercatat sebagai yang pertama menciptakan kaca cermin yang jelas.
3.
Bahan Dasar Kaca
Kaca biasa biasanya terdiri daripada silikon dioksida (SiO2),
yang merupakan sebatian kimia yang serupa dengan kuarza, atau dalam bentuk polihabluran,
pasir. Silika tulen mempunyai tahap lebur sekitar 2000 Selsius, jadi dua bahan
lain sering dicampurkan kepada pasir dalam pembuatan kaca. Satu daripadanya
adalah soda (sodium karbonat Na2CO3), atau potasy, setara
dengan sebatian kalium karbonat, yang menurunkan tahap lebur kepada sekitar
1000 Selsius. Bagaimanapun, bahan soda menjadikan kaca larut, jadi kapur
(kalsium oksida, CaO) merupakan bahan ketiga, ditambah untuk menjadikan kaca
tidak larut.
Silikon(IV) oksida ialah molekul kovalen raksasa. Oleh itu, silikon(IV) oksida
memerlukan banyak tenaga haba untuk mengatasi setiap ikatan kovalen antara atom
dalam struktur raksasa. Maka, silikon(IV) oksida mempunyai takat lebur yang
sangat tinggi, iaitu 1710 C. Dalam silikon(IV) oksida, setiap atom silikon
diikat secara kovalen kepada 4 atom oksigen dalam bentuk tetrahedron dengan
sudut antara ikatan 109.5 . Unit itu diulangi secara tidak terhingga dengan
setiap atom oksigen terikat kepada 2 atom silikon untuk membentuk molekul kovalen
raksasa seperti struktur berlian. Kaca merupakan bahan pejal sekata, biasanya
terbentuk apabila bahan cair tidak berkristal disejukkan dengan cepat, dengan
itu tidak memberikan cukup masa untuk jaringan kekisi kristal biasa terbentuk.
4.
Cara Pembuatan
Kaca
Kaca dibuat dengan mencampur pasir
dengan abu soda dan kapur atau dengan oksida timah.Bangsa Mesir kuno dianggap
sebagai orang-orang pertama yang membuat kaca. Di alam juga ada bahan pembuat
kaca, gambarnya seperti ini :Tiga bahan dasar dicampur dengan cullet (pecahan kaca), dolomite dan saltcake, kemudian dilelehkan dalam tungku pembakaran. Panas sangat tinggi membuat bahan-bahan itu menyatu dan mencair, lalu keluar tungku dan mengalir ke sebuah ruang yang terapung.Disini, kaca mengapung di atas lelehan timah. Setelah agak mendingin, kaca dialirkan ke pipa air yang dingin. Pendinginan lebih lanjut terjadi dengan penyemprotan air pada kaca yang juga berfungsi memperkuatnya.Bila kaca sudah benar-benar dingin, baru dipotong sesuai kebutuhan.
Reaksi yang terjadi dalam pembuatan kaca secara ringkas adalah sebagai berikut:
Na2CO3 + aSiO2à Na2O.aSiO2 + CO2
CaCO3 + bSiO2à CaO.bSiO2 + CO2
Na2SO4 + cSiO2 + C à Na2O.cSiO2 + SO2 + SO2 + CO
Walaupun saat ini terdapat ribuan macam formulasi kaca yang dikembangkan dalam 30 tahun terakhir ini namun gamping, silika dan soda masih merupakan bahan baku dari 90 persen kaca yang diproduksi di dunia.
Kuarsa (SiO2), salah satu bentuk polimorfi silika
Untuk mengubah tekstur
kaca biasa, bisa dilakukan dengan campuran bahan lain yang akan mengubah
ciri-cirinya. Misalnya, kaca yang dicampur dengan timah hitam akan tampak lebih
berkilau, karena indeks pantulannya mengalami peningkatan. Kemudian bila ditambahkan
senyawa boron akan memperkuat ciri fisik dan elektriknya sehingga menghasilkan
produk kaca yang tahan panas dan disebut dengan pyrec.
Dengan menambahkan senyawa barium juga akan meningkatkan indeks pantulannya. Sementara itu, untuk kaca yang menyerap tenaga infra digunakan campuran serium.Ada pula yang menambahkan campuran logam oksida yang berfungsi mengubah warna kaca. Penambahan kadar soda atau potasium juga menurunkan titik lebur kaca, atau itu digunakan senyawa mangan untuk menghilangkan warna yang tidak dikehendaki.
Kaca berwarna dihasilkan dengan cara mencampur sedikit oksida logam peralihan. Misalnya, oksida mangan akan menghasilkan warna ungu, oksida kuprum dan kromium akan memberikan warna hijau, dan oksida kobalt memberikan warna biru. Soda atau sodium karbonat (Na2CO3) dapat menurunkan titik lebur kaca sampai sekitar 1000 derajat Celcius.Bahkan bahan soda menjadikan kaca mudah larut sehingga untuk mengatasinya harus ditambah dengan kapur (kalsium oksida atau CaO).
Dengan menambahkan senyawa barium juga akan meningkatkan indeks pantulannya. Sementara itu, untuk kaca yang menyerap tenaga infra digunakan campuran serium.Ada pula yang menambahkan campuran logam oksida yang berfungsi mengubah warna kaca. Penambahan kadar soda atau potasium juga menurunkan titik lebur kaca, atau itu digunakan senyawa mangan untuk menghilangkan warna yang tidak dikehendaki.
Kaca berwarna dihasilkan dengan cara mencampur sedikit oksida logam peralihan. Misalnya, oksida mangan akan menghasilkan warna ungu, oksida kuprum dan kromium akan memberikan warna hijau, dan oksida kobalt memberikan warna biru. Soda atau sodium karbonat (Na2CO3) dapat menurunkan titik lebur kaca sampai sekitar 1000 derajat Celcius.Bahkan bahan soda menjadikan kaca mudah larut sehingga untuk mengatasinya harus ditambah dengan kapur (kalsium oksida atau CaO).
5.
Sifat-Sifat Kaca
Kaca memiliki sifat-sifat yang khas
dibanding dengan golongan keramik lainnya. Kekhasan sifat-sifat kaca ini
terutama dipengaruhi oleh keunikan silika (SiO2) dan proses
pembentukannya.Beberapa sifat-sifat kaca secara umum adalah:
Ø Padatan amorf (short range order).
Ø Berwujud padat tapi susunan atom-atomnya seperti pada zat cair.
Ø Tidak memiliki titik lebur yang pasti (ada range tertentu)
Ø Mempunyai viskositas cukup tinggi (lebih besar dari 1012
Pa.s)
Ø Transparan, tahan terhadap serangan kimia, kecuali hidrogen fluorida.
Karena itulah kaca banyak dipakai untuk peralatan laboratorium.
Ø Efektif sebagai isolator.
Ø Mampu menahan vakum tetapi rapuh terhadap benturan.
6.
Klasifikasi Kaca
Secara umum, kaca komersial
dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan:
1. Silika lebur. Silika lebur atau silika vitreo
dibuat melalui pirolisis silikon tetraklorida pada suhu tinggi, atau dari
peleburan kuarsa atau pasir murni. Secara salah kaprah, kaca ini sering disebut
kaca kuarsa (quartz glass). Kaca ini mempunyai ciri-ciri nilai ekspansi rendah
dan titik pelunakan tinggi. Karena itu, kaca ini mempunyai ketahanan termal
lebih tinggi daripada kaca lain. Kaca ini juga sangat transparan terhadap
radiasi ultraviolet. Kaca jenis inilah yang sering digunakan sebagai kuvet
untuk spektrometer UV-Visible yang harganya sekitar dua jutaan per kuvet.
2. Alkali silikat. Alkali silikat adalah satu-satunya
kaca dua komponen yang secara komersial, penting. Untuk membuatnya, pasir dan
soda dilebur bersama-sama, dan hasilnya disebut Natrium silikat. Larutan
silikat soda juga dikenal sebagai kaca larut air (water soluble glass) banyak
dipakai sebagai adhesif dalam pembuatan kotak-kotak karton gelombang serta
memberi sifat tahan api.
3. Kaca soda gamping. Kaca soda gamping (soda-lime glass)
merupakan 95 persen dari semua kaca yang dihasilkan. Kaca ini digunakan untuk
membuat segala macam bejana, kaca lembaran, jendela mobil dan barang pecah
belah.
4. Kaca timbal. Dengan menggunakan oksida timbal
sebagai pengganti kalsium dalam campuran kaca cair, didapatlah kaca timbal
(lead glass). Kaca ini sangat penting dalam bidang optik, karena mempunyai
indeks refraksi dan dispersi yang tinggi. Kandungan timbalnya bisa mencapai 82%
(densitas 8,0, indeks bias 2,2). Kandungan timbal inilah yang memberikan
kecemerlangan pada “kaca potong” (cut glass). Kaca ini juga digunakan dalam
jumlah besar untuk membuat bola lampu, lampu reklame neon, radiotron, terutama
karena kaca ini mempunyai tahanan (resistance) listrik tinggi. Kaca ini juga
cocok dipakai sebagai perisai radiasi nuklir.
5. Kaca borosilikat. Kaca borosilikat biasanya mengandung
10 sampai 20% B2O3, 80% sampai 87% silika, dan kurang
dari 10% Na2O. Kaca jenis ini mempunyai koefisien ekspansi termal
rendah, lebih tahan terhadap kejutan dan mempunyai stabilitas kimia tinggi,
serta tahanan listrik tinggi. Perabot laboratorium yang dibuat dari kaca ini
dikenal dengan nama dagang pyrex. Kaca borosilikat juga digunakan
sebagai isolator tegangan tinggi, pipa lensa teleskop seperti misalnya lensa
500 cm di Mt. Palomer (AS).
6. Kaca khusus. Kaca berwarna , bersalut, opal,
translusen, kaca keselamatan,fitokrom, kaca optik dan kaca keramik semuanya
termasuk kaca khusus. Komposisinya berbeda-beda tergantung pada produk akhir
yang diinginkan.
7. Serat kaca (fiber glass). Serat kaca dibuat dari komposisi
kaca khusus, yang tahan terhadap kondisi cuaca. Kaca ini biasanya mempunyai
kandungan silika sekitar 55%, dan alkali lebih rendah.
7.
Pemanfaatan Kaca
Dengan berbagai ciri dan
kekhasannya, material kaca dapat diolah menjadi bermacam-macam produk
fungsional, seperti peralatan makan dan minum, perkakas rumah tangga, pelengkap
interior ruangan hingga sebagai bahan bangunan.Sekarang ini, produk kaca bahkan
telah berkembang menjadi barang seni yang berbentuk unik dan menarik.
Contoh dalam peralatan makan dan minum dapat kita jumpai dalam bentuk gelas,
piring, mangkuk. Untuk perkakas rumah tangga misal helm, kaca mobil,
barang-barang optik, alat-alat labolatorium, bohlam lampu juga. Hingga sebagai
pelengkap dekorasi interior dan bangunan misal jendela kaca, pintu kaca, guci,
dan hiasan-hiasan yang lainnya.
8.
Penutup
Setelah kita ketahui pemaparan sedikit mengenai semuanya tentang kaca dalam
makalah ini, maka dapat kami simpulkan:
Ø Kita
sebagai seorang muslim harus tahu sejarah dan fakta dari kaca, dalam peradaban
Islam dan kejayaan umat Islam lah kaca ditemukan dan dikembangkan oleh ilmuwan
muslim sebelum direbut oleh orang-orang barat.
Ø Bahan
dasar kaca terdiri dari tiga bahan Silikon Dioksida(SiO2), Sodium Karbonat(Na2CO3),Kalsium
Oksida(CaO).
Ø Proses
pembuatan dan pengolahannya adalah Tiga bahan dasar tadi dicampur dengan cullet, dolomite dan saltcake, kemudian dilelehkan
dalam tungku pembakaran, lalu keluar tungku dan mengalir ke sebuah ruang yang terapung. Disini,
kaca mengapung di atas lelehan timah. Setelah agak mendingin, kaca dialirkan ke
pipa air yang dingin. Bila kaca sudah benar-benar dingin, baru dipotong sesuai kebutuhan.
Ø Sifat
umum kaca adalah Padatan amorf, berwujud padat, tidak memiliki titik lebur yang
pasti, mempunyai viskositas cukup tinggi, transparan, tahan terhadap serangan
kimia, efektif sebagai isolator, mampu menahan vakum tetapi rapuh terhadap
benturan.
Ø Beberapa
golongan kaca adalah Silika lebur, Alkali silikat, Kaca soda
gamping, Kaca timbal, Kaca borosilikat, Kaca khusus, Serat kaca(fiber glass).
Ø bermacam-macam produk fungsional, seperti peralatan makan
dan minum, perkakas rumah tangga, pelengkap interior ruangan hingga sebagai
bahan bangunan, dan masih banyak
sekali manfaat dari kaca baik dari produknya maupun limbahnya yang masih bis
dimanfaatkan lagi.
Beberapa kesimpulan tadi adalah inti dalam makalah ini. Dengan banyak sekali
manfaat kaca, namun kita juga harus tahu dampak atau akibat kalau terlalu
banyak kaca, di era globalisasi ini banyak sekali penggunaan kaca, namun kita
harus tahu kaca merupakan alah satu faktor utama terjadinya global warming.
Oleh karena itu penggunaan kaca haruslah efektif haruslah tepat pada tempatnya.
0 komentar:
Posting Komentar